Laboratorium Proteksi Tanaman

Laboratorium Proteksi Tanaman
Laboratorium Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian UPN "Veteran" Yogyakarta

Laboratorium Proteksi Tanaman (LPT) berkedudukan di dalam Program Studi Agroteknologi, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. LPT bertempat di Jalan Padjajaran No 104, Ring Road Utara, Kampus UPN Veteran Yogyakarta Condong Catur, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bidang kajian LPT adalah pengelolaan hama, penyakit, dan gulma penggagu tanaman terutama pada kajian pengendalian hayati. Kegiatan dalam LPT meliputi kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Visi

Menjadi Laboratorium yang unggul di bidang proteksi tanaman tanaman hortrikultura untuk mengembangkan pertanian berkelanjutan yang dilandasi oleh jiwa bela negara dan berwawasan global.

Misi

  1. Mengembangkan proses pembelajaran yang mendukung perkembangan teknologi pengendalian organisme pengganggu tanaman untuk mencetak lulusan pertanian yang tangguh, mandiri dan berwawasan global.
  2. Mengembangkan penelitian tentang teknologi pengendalian organisme pengganggu tanaman untuk mendukung pertanian berkelanjutan dan perkembangan Iptek.
  3. Mengembangkan Pengabdian kepada Masyarakat dengan menjalin kerja sama untuk pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dalam mencapai kesejahteraan.

Kegiatan di Laboratorium

Pendidikan

Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman

Laboratorium Proteksi Tanaman melayani kegiatan praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman (DPT). Praktikum DPT dilaksanakan setiap semester untuk program studi Agroteknologi, Ilmu Tanah, dan Agribisnis. Acara dalam praktikum DPT anatara lain: Morfologi Umum dan Klasifikasi Hama, Teknik Trapping Serangga, Hubungan antara Hama dengan Tanaman Inangnya, Gejala Penyakit Tanaman, Analisis Kerusakan, Isolasi Patogen, Inokulasi, Morfologi Gulma, Analisis Vegetasi, Pestisida dan Alat Pengendali OPT, Kalibrasi, dan Kerapatan Spora.

Project based learning

Laboratorium Proteksi Tanaman melayani mahasiswa mata kuliah Pestisida Hayati dan Pengendalian Hayati dalam mengerjkan projek kelas di bidang eksplorasi, pengujian, dan perbanyakan Agens Pengendali Hayati (APH). Mahasiswa secara berkelompok dan mandiri melakukan pengembangan APH (Agensia Pengendali Hayati) di Laboratorium Proteksi Tanaman.

Penelitian

  1. Pengaruh Variasi Dosis Trichoderma Harzianum dan Gliocladium Virens dalam Pengendalian Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysporum) Pada Tomat
  2. Pengaruh Beberapa Konsentrasi dan Cara Aplikasi Trichoderma sp. Terhadap Kejadian dan Keparahan Penyakit Bulai (Peronosclerospora sp.) pada Tanaman Jagung Manis
  3. Efektivitas Berbagai Dosis Jamur Trichoderma harzianum dan Mikoriza dalam Mengendalikan Layu Fusarium Pada Bawang Merah (Allium ascalonicum L.). 
  4. Efektivitas Isolat Beauveria bassiana (Bals.-Criv.) Vuill. terhadap Wereng Batang Coklat dan Keragaman Genetiknya
  5. Ketahanan Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) terhadap Penyakit Layu Fusarium dengan Pemberian Pupuk Kascing dan Trichoderma sp. dll

Pengabdian masyarakat 

Pelatihan teknik perbanyakan APH (Agensi Pengendali Hayati)

  1. Trichorderma
  2. Metarhizium
  3. Beauveria

FASILITAS

Laminar air flow adalah kelengkapan dasar laboratoriumdibidang biologi (mikrobiologi). Fungsinya untuk membuat ruang kerja tetap steril dengan mengambil udara dari luar laminar disaring dengan filter khusus sehingga udara dari luar tidak dapat mengkontaminasi ruang kerja yang ada dilaminar air flow. Serta di desain tidak dapat dialiri udara dari ruang laboratorium.

Showcase dengan suhu 4-10oC digunakan untuk menyimpan isolat koleksi (jamur dan bakteri). Pada suhu rendah keduanya memiliki metabolisme yang lambat. Sehingga memperpanjang waktu simpan. Tanpa adanya sistem penyimpanan suhu rendah, bakteri harus diremajakan setiap 2-4 hari sekali sedangkan jamur 7 - 14 hari sekali. Penyimpanan pada suhu rendah membuat peremajaan dapat dilakukan 3 - 6 bulan sekali.

Kulkas sampel (±15oC): beberapa sampel tanaman dan serangga memiliki sifat yang mudah rusak (busuk), terlebih jika telah terinfeksi jamur atau bakteri. Penyimpanan pada suhu rendah menahan sampel agar tidak cepat membusuk sehingga memberi tambahan waktu untuk menunda mengerjakan sampel 2-7 hari.

Lemari bahan (non toksisk): saat ini tersedia lemari untuk menyimpan bahan baik bahanyang bersifat racun (pestisida) dan bahan pembuatan media tumbuh jamur. Pada beberapa kondisi memisahkan media tumbuh mikrobia dan racun adalah hal yang tepat.

Lemari bahan, digunakan untuk menyimpan bahan yang bersifat racun. Hal ini menjaga keamanan bekerja karena setiap bahan beracun ditempatkan pada tempat yang sama sehingga dapat dikelola dengan mudah.

Asam Laktat, merupakan bahan umum digunakan dalam media isolasi jamur. Berfungsi meningkatkan keasaman media sehingga bakteri tidak dapat tumbuh.

Magnetic stirrer stove, digunakan untuk mencampur bahan dalam pembuatan media atau larutan lainnya.

Vortex, digunakan untuk melarutkan bahan pada pelarutnya. Misal melarutkan bahan tanaman pada air steril pada proses isolasi bakteri.

Destilate water machine. Digunakan untuk membuat aquades yang digunakan untuk sebagai pelarut di hampir seluruh kegiatan laboratorium.

Portable Multiparameter pH/EC/TDS/Temperature meter. Alat ukur serbaguna untuk mengukur pH/EC/TDS/Suhu. Digunakan salah satunya pada pembuatan media atau laturan lainnya.

Mikro pipet 1000 µL. Digunakan untuk mengambil larutan pada keadaan steril maupun non steril. Hal ini menggantikan peran pipet ukur atau gelas ukur yang sulit digunakan pada kebutuhan keadaan steril.

Shaker. Digunakan untuk mencampur larutan dengan menggojog/goncang dalam waktu yang lama. Misal pada pencampuran dan inkubasi mikrobia pada media cair.

Autoclave kecil. Merupakan kelengkapan dasar laboratorium dibidang biologi (mikrobiologi). Digunakan untuk mensterilisasi alat dan bahan.

Kamera mikroskop. Digunakan untuk mendokumentasi visual yang diamati menggunakan mikroskop. Dapat pula mengukur panjang dan luas bidang mikroskopis.

Micropipette 0.5 - 10 µL. Digunakan untuk mengambil larutan pada keadaan steril. Hal ini digunakan mengingat pekerjaan molekular mereaksikan 25µL dan pada keadaan tertentu butuh mengambil larutan dengan volume kecil.

Micropipette 0-100 µL. Digunakan untuk mengambil larutan pada keadaan steril. Hal ini digunakan mengingat pekerjaan molekular mereaksikan 25µL dan pada keadaan tertentu butuh mengambil larutan dengan volume kecil.

Microwave. Digunakan untuk menghangatkan gel agarose. Pada keadaan tertentu juga dapat digunakan untuk mengencerkan media agar sebelum dituang.

Thermal Cycler Machine. Digunakan untuk menjalankan reaksi berantai / amplifikasi / PCR.

Horizontal Electrophoresis. Digunakan untuk menviualisasi hasil reaksi aplifikasi / PCR.

Gel Documentation system. Digunakan untuk mendokumentasi hasil visual mesin elektroforesis

Freezer. Digunakan untuk menyimpan materi genetik dan beberapa bahan reaksi PCR. Pada keadaan tertentu dapat digunakan untuk menyimpan kultur kering. Misal Trichoderma sp. Dapat disimpan selama 1 tahun dalam beku sehingga mengurangi rutinitas meremajakan.

Mesin Sentrifugasi. Digunakan untuk mengendapkan / memisahkan partikel dalam larutan berdasarkan berat jenisnya dalam waktu singkat. Proses ini dibutuhkan dalam ekstraksi materi genetik dan kegiatan lainnya.

Waterbath.Digunakan untuk menjaga suhu air pada titik tertentu. Digunakan pada berbagai fungsi salah satunya pada proses ekstraksi materi genetik.

PELAYANAN

  1. Analisa kelimpahan Jamur di dalam tanah / media pembawa padat
  2. Analisa kelimpahan Bakteri di dalam tanah / media pembawa padat
  3. Trichoderma dalam biakan jagung
  4. Metarhizium dalam biakan jagung
  5. Ekstraksi / isolasi DNA jamur
  6. Ekstraksi / isolasi DNA Tanaman
  7. PCR (Polymerase Chain Reaction)
  8. Ekstraksi / isolasi DNA (jamur / tumbuhan) sampai dengan PCR
  9. Identifikasi jamur dalam biakan murni secara melokular
  10. Analisa kelimpahan Jamur di dalam air / media pembawa cair
  11. Analisa kelimpahan Bakteri di dalam air  / media pembawa cair
  12. Beauveria dalam biakan jagung
  13. Trichoderma dalam tabung reaksi (agar miring)
  14. Metarhizium dalam tabung reaksi (agar miring)
  15. Beauveria dalam tabung reaksi (agar miring)
  16. PCR dengan suhu annealing gradient
  17. Elektroforesis
  18. Uji Viabilitas Spora
  19. Kerapatan Spora
  20. Pelatihan identifikasi molekular jamur tumbuhan (tanpa akomodasi)
  21. Pelatihan pembiakan mikrobia pengendali OPT

CONTACT PERSON

Ir. Chimayatus Solichah., M.P. (chimayatus@gmail.com)

Danar Wicaksono, SP., M.Sc. (danarwicaksono@upnyk.ac.id)